Fenomena yang berkembang pada masa kini tentang agama membuat saya membuka kembali teks-teks maupun manuskrip tentang arkeologi sejarah agama. Literatur banyak tersebar seperti bintang di langit dan nabi yang pernah ada bersama manusia. Sebelumnya, konteks agama secara filsafat dan sejarah akan berbeda lagi dengan Tuhan dalam tradisi filsafat ketuhanan/tauhid. Saya cukup percaya bahwa ada kekuatan lain di luar diri manusia. Rasionalitas yang diagung-agungkan para ateis maupun agnostic justru menghilangkan aspek kemanusiaan dari manusia sendiri yang didalamnya terdapat insting dan naluri dalam hidup. Silahkan saja baca biografi para filosof kenamaan semacam Satre, Dostoyevsky, Camus, Nietzsche maupun lainnya. Rasionalitas mereka dalam tulisan tidak seperti proses perjalanan hidup mereka yang banyak juga melibatkan insting dan naluri. Jadi, simpan saja kepercayaan atau ketidakpercayaan akan Tuhan untuk kita sendiri. Masih sangat lekang ingatanku ketika masa kecil menjadi seorang ka...